RINGKASAN MENGENAI KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN
Hello readers,
pada kali ini saya telah membuat ringkasan mengenai KERANGKA KONSEPTUAL
PELAPORAN KEUANGAN berdasarkan buku yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Oke, sebelumnya ini pertama kalinya saya menulis sebuah
ringkasan yang kemudian saya upload ke internet atau sebuah blog, jadi apabila
ada kesalahan kata atau penulisan atau yang lainnya mohon untuk dimaapkan.
Sebelum ke
pembahasan, alangkah baiknya kita mengetahui asal asul dari kerangka konseptual
pelaporan keuangan (selanjutnya akan disebut KKPK) ini. For your info, pada
tanggal 4 September 1998 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) mengesahkan Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) kemudian pada tahun
2014 tepatnya tanggal 27 Agustus diterbitkanlah sekaligus disahkan mengenai
penyesuaian KDPPLK.
Pada tanggal 28
September 2016, DSAK IAI mengesahkan KKPK dengan tanggal efektif 28 september
2016. KKPK yang menggantikan KDPPLK merupakan adopsi dari the Conceptual
Framework for Financial Reporting efektifnya per 1 Januari 2016, nah
begitulah sedikit asal usul dari KKPK.
Selanjutnya kita
kembali ke pembahasan, dalam Kerangka Konseptual terdapat tujuan, status, dan
ruang lingkupnya. Naaah adapun tujuan Kerangka konseptual merumuskan konsep dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Maksudnya
ialah
1.
Membantu DSAK IAI dalam
mengembangkan SAK baru, mempromosikan harmonisasi peraturan, standar akuntansi,
dan prosedur yang terkait untuk menyajikan laporan keuangan serta mengembangkan
standar lokal yang ada;
2.
Membantu menyusun laporan
keuangan dengan SAK, serta hal yang belum diatur dalam PSAK;
3.
Membantu auditor dalam
membuat opini laopran keuangan yang sesuai dengan SAK;
4.
Membantu pengguna laporan
keuangan dalam memberikan informasi yang disusun sesuai dengan SAK; dan
5.
Menyediakan informasi
kepada pihak tertentu dalam penyusunan SAK.
Status Kerangka Konseptual ini, Kerangka
konseptual bukan PSAK sehingga tidak mendefinisikan standar untuk pengukuran
atau isu pengungkapan tertentu. DSAK IAI mengakui jika dalam kasus yang jarang
terjadi meungkin terdapat konflik antara Kerangka Konseptual dan PSAK tetapi
akan terselesaikan seiring berjalannya waktu. Kerangka konseptual akan direvisi
dari waktu ke waktu dari pengalaman yang terjadi pada DSAK IAI.
Dalam ruang lingkupnya Kerangka Konseptual
menjelaskan tentang (1)tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum, (2)Karakteristik
kualitatif informasi keuangan yang berguna, (3)Definisi pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang
membentuk laporan keuangan, (4)Konsep modal dan pemeliharaan modal.
1.
Tujuan Pelaporan
Keuangan
Dalam
tujuannya pelaporan keuangan yang bersifat umum adalah menyediakan informasi
keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investos
potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan
tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Masing masing pengguna ini
memiliki keinginan atau kebutuhan yang berbeda-beda dan mungkin bertentangan contohnya
seperti para investor yaitu mengharapkan imbal hasil dari dividen, bunga dan
Pemberi pinjaman atau kreditor lainnya tentang penyelesaian pinjaman. Oleh
karena itu, para pengguna memerlukan informasi
yang berguna untuk menilai prospek arus kas neto masa depan pada suatu
entitas.
Akan
tetapi, Laporan keuangan bertujuan umum tidak dapat menyediakan seluruh
informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Para pengguna tersebut perlu mempertimbangkan
informasi terkait dan sumber lainnya, sebagai contoh kondisi perokonomian
secara umum, peristiwa, kondisi politik dan kelangsungan masa depan industri
serta entitas.
2.
Karakteristik
Kualitatif Informasi Keuangan Yang Berguna
Pada
Bagian ini menjelaskan tentang
mengidentifikasi jenis informasi yang kemungkinan besar sangat berguna untuk
para pengguna untuk membuat keputusan mengenai entitas pelapor berdasarkan
informasi dalam laporan keuangan. Agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi
tersebut harus relevan dan harus menjelaskan secara tepat apa yang akan
dijelaskan.
a.
Relevansi
Maksudnya adalah Informasi keuangan
yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang diambil oleh para
pengguna. Kemungkinan Informasi mampu membuat perbedaan dalam keputusan bahkan,
jika sebagian pengguna memilih untuk tidak mengambil keuntungan atas informasi
tersebut atau telah menyadari informasi tersebut dari sumber lainnya.
b.
Materialitas
Informasi merupakan material, jika
informasi tersebut salah saji atau hilang atau tidak lengkap dalam
penyampaiannya maka dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna. Dengan
kata lain, materialitas adalah aspek relevansi yang spesifik untuk suatu
entitas berdasarkan sifat atau besarannya dari pos-pos dimana informasi
tersebut berhubungan dalam konteks laporan keuangan masing-masing entitas.
c.
Representasi Tepat
Dalam hal ini menjelaskan bahwa,
Laporan keuangan merepresentasikan fenomena ekonomik dalam kata maupun angka.
Nah, agar dapar menunjukkan representasi tepat dan sempurna informasi harus
memiliki karakteristik lengkap, netral dan bebas. sekalipun kesempurnaan adalah
hal yang sangat jarang dapat dicapai, maka dari itu tujuan DSAK IAI adalah
untuk memaksimalkan kualitas tersebut sebaik mungkin.
d.
Keterverifikasian
Terverifikasi membantu meyakinkan
para pengguna bahwa informasi tersebut secara tepat sebagaimana mestinya.
Berarti sebagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-beda dapat
mencapai konsensus (meskipun terkadang tidak selalu tercapai). Verifikasi dapat
terjadi secara langsung atau tidak langsung, Langsung berarti pemverifikasian
berarti observasi secara langsung, sedangkan tidak langsung pemverifikasian
melalui memeriksa input pada suatu model, rumus, atau teknik lain dan
pengalkulasian ulang hasil dengan menggunakan metodologi yang sama.
e.
Ketepatwaktuan
Berarti tersedianya informasi bagi
pembuat keputusan pada waktu yang tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan
mereka. Umumnya, semakin lawasnya suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi
tersebut. Tetapi, beberapa informasi dapat terus tepat waktu bahkan dalam
jangka panjang setelah akhir periode pelaporan. Contohnya, beberapa pengguna
mungkin perlu mengidentifikasi dan menilai trend.
f.
Keterpahaman
Penyajian informasi secara jelas dan
ringkas dapat membuat informasi tersebut mudah dipahami. Laporan keuangan
disiapkan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang aktivitas
bisnis dan ekonomik serta pengguna yang meninjau dan menganalisis informasi
dengan tekun. Terkadang, perlu juga bantuan dari seorang penasihat untuk
memahami informasi tentang fenomena ekonomi yang kompleks.
3.
Definisi Pengakuan
dalam Laporan Keuangan
Pengakuan
Aset
Aset
diakui dalam laporan posisi keuangan jika memungkinkan besar bahwa manfaat
ekonomik masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai biaya
atau nilai yang dapat diakui dengan andal. Aset tidak diakui dalam laporan
keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonomiknya dipandang tidak
mungkin mengalir ke entitas setelah periode akuntansi berjalan. Dengan
demikian, transaksi tersebut menimbulkan pengakua beban dalam laporan laba
rugi.
Pengakuan
Liabilitas
Liabilitas
diakui dalam laporan posisi keuangan jika terdapat kemungkinan besar bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung maanfaat ekonomik akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
Pengakuan
Pengasilan
Penghasilan
diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomik masa depan yang
berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan
dapat diukur dengan andal. Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untuk
mengakui penghasilan. Sebagai contoh, persyaratan bahwa pendapatan telah
diperoleh, merupakan penerapan kriteria pengakuan dalam kerangka konseptual
ini. Prosedur ini pada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuan sebagai
pengahasilan pada pos-pos yang dapat diukur dengan andal dan memiliki tingkat
kepastian yang cukup.
Pengakuan
Beban
Beban
diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomik masa depan
yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan
dapat diukur dengan andal. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar
hubungan langsung antara biaya yang timbul dan perolehan pos penghasilan
tertentu.
Beban
yang membentuk beban pokok penjualan (Cost of goods sold) diakui pada
saat yang sama ketika penghasilan diperoleh dari penjualan barang. Beban segera
diakui dalam laporan laba rugi ketika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat
ekonomik masa depan atau ketika sepanjang manfaat ekonomik masa depan tidak
memenuhi syarat atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam laporan
posisi keuangan sebagai aset.
Beban
juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat liabilitas timbul tanpa adanya
pengakuan aset, seperti ketika liabilitas timbul akibat garansi produk.
4.
Pengukuran
Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran
merupakan proses penetapan jumlah moneter ketika unsur-unsur laporan keuangan
akan diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Dasar
Pengukuran yang lazimnya digunakan entitas dalam penyusunan laporan keuangan
adalah biaya historis.
Berikut dasar pengukurannya sebagai
berikut:
a.
Biaya Historis (historical
cost). Aset dicatat sebesar dengan jumlah kas atau setara kas atau sebesar
nilai wajar yang dibayar untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban.
b.
Biaya kini (current cost).
Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayarkan jika
aset yang sama atau aset setara diperoleh sekarang. Liabilitas dicatat jika
jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang akan meyelesaikan
kewajiban saat ini.
c.
Nilai Terealisasi/Penyelesaian
(realisabel/settlement value). Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas
yang diperoleh dari hasil menjual aset. Liabilitas dicatat sebesar nilai
penyelesaiannya, yaitu jumlah kas dan setara kas tidak didiskontokan yang
diekspektasikan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas suatu entitas.
d.
Nilai Kini (present value).
Aset dicatat sebessar arus kas masuk netto masa yang akan datang yang
didiskontokan ke dalam nilai sekarang dari pos yang diekspetasikan yang dapat
memberikan dalam pelaksanaan usaha. Liabilitas dicatat sebesar arus kas keluar
neto masa yang akan datang yang di diskontokan kedalam nilai sekarang dalam
usaha peyelesaian liabilitas bagi suatu entitas.
5.
Konsep Modal
Menurut
konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal
bersinonim dengan aset neto atau ekuitas entitas. Menurut konsep modal fisik,
seperti kemampuan usaha modal dipandang sebgai kapasitas produktif entitas yang
didasarkan pada, sebagai contoh unit output per hari.
Pemilihan
konsep modal yang tepat bagi entitas didasarkan pada kebutuhan pengguna laporan
keuangannya. Jadi, konsep modal keungan seharusnya dianut jika pengguna laporan
keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya
beli dari modal diinvestasikan.
6.
Konsep Pemeliharan
Modal dan Penetapan Laba
Dalam
pembahasan no.5 sudah dijelaskan bahwa konsep modal menciptakan dua konsep
pemeliharaan modal:
a)
Pemeliharan modal keuangan.
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika jumlah finansial (atau uang) aset
neto pada akhir periode melebihi jumlah finansial aset neto pada awal periode,
setelah mengeluarkan distribusi kepada pemilik dan kontribusi dari pemilik.
Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau
satuan daya beli yang konstan.
b)
Pemeliharaan modal fisik.
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika kapasitas produktif fisik (atau
kemampuan usaha) entitas pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik
pada awal periode seteleh mengeluarkan distribusi kepada pemilik dan kontribusi
dari pemilik selama satu periode.
Konsep
pemeliharaan modal berkaitan dengan bagaimana entitas mendefinisikan modal yang
ingin dipelihara (dipertahankan). Konsep tersebut mengaitkan konsep modal dan
konsep laba karena memberikan dasar anjukan untuk mengukur laba.
Pemilihan
dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Model akuntansi yang berbeda
menunjukkan derajat relevansi dan keandalan yang berbeda dan seperti halnya
dalam bidang lain, manajemen harus mencari keseimbangan antara relevansi dan
keandalan.
“Demikianlah ringakasan
mengenai tentang Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan, semoga
bermanfaat ^_^”
Jika kalian ingin membacanya secara lengkap kalian bisa
membacanya yang diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akutan Indonesia) dengan
judul “Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan” atau bisa mengklik
link dibawah ini:
Sumber :
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2016. Kerangka Konspetual
Pelaporan Keuangan. Jakarta
Komentar
Posting Komentar